Kondisi Gigi yang Tidak Bisa Dilakukan Bleaching

Teknologi pemutihan adalah harapan bagi setiap orang yang ingin memiliki gigi putih, rapi dan bersih. Tapi harapan ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang karena gigi mereka.

Menurut Dokter Fanny, pemilik klinik dent gear saya di Jakarta, teknologi pemutihan jika dilakukan sembarangan akan benar-benar mengubah enamel gigi. Enamel melindungi gigi di luar dan menutupi mahkota gigi. Jika pemutihan dilakukan dengan benar, enamel tidak akan berisiko.



Hanya saja setiap dokter perlu melihat apakah gigi Anda sehat dan layak diputihkan. Ada dua kondisi gigi yang tidak bisa melakukan bleaching.

Perubahan warna gigi karena tetrasiklin


Seringkali ibu mengambil tetrasiklin, sejenis antibiotik selama kehamilan. Efek dari obat ini justru dialami oleh bayi saat ia dewasa. Gigi anak menjadi membosankan dan memiliki garis warna yang berbeda dari warna gigi asli.

Gigi berpori dan berlubang


Dokter Anda akan menolak pemutihan, mengingat gigi Anda, berpori dan memiliki tambalan. Gigi yang mengalami cacat saat pemutihan akan cepat merusak enamel gigi, sedangkan gigi sensitif akan membuat pasien gugup saat bleaching.

Dua cara pemutihan


Pemutihan eksternal dilakukan untuk gigi yang membosankan karena kebiasaan merokok dan alkohol. Biasanya cara ini dengan mengoleskan gigi pemutih gigi dan pasien bisa melakukannya di rumah. Tetapi jika pasien terus memutihkan kebiasaan buruk ini tidak akan bertahan lama.

Sementara itu, pemutihan internal dapat dilakukan pada gigi yang akarnya mati. Proses ini cukup lama karena dokter harus merawat saluran akar sebelum pemutihan.

Nah kalau tidak bisa memutih karena kondisi gigi tidak mendukung Dokter Fanny menyarankan untuk memasang mahkota gigi. Sebelumnya Anda harus berkonsultasi dengan dokter gigi termasuk perawatan. Selamat mencoba dan semoga berhasil dengan proses pemutihan giginya.

Posting Komentar

0 Komentar